Main points
- Inisiatif anti-korupsi di sektor kehutanan sering mengabaikan jenis kelamin, sementara upaya mengintegrasikan aspek gender ke dalam kegiatan kehutanan tidak selalu memandang korupsi sebagai hambatan utama konservasi hutan dan kesetaraan gender.
- Penelitian ini menunjukkan hubungan antara minimnya pemberantasan korupsi dan tingginya tingkat deforestasi. Pembalakan liar, jenis korupsi kehutanan paling umum, menggunduli tutupan hutan, yang berimplikasi buruk terhadap upaya global menghadapi perubahan iklim.
- Deforestasi juga merusak mata pencaharian masyarakat yang bergantung pada hutan dengan mengurangi akses mereka ke produk hutan kayu dan non-kayu. Dalam hal ini, perempuan mengalami dampak terburuk.
- Meningkatkan partisipasi perempuan dalam lembaga-lembaga kehutanan masyarakat dapat memperbaiki tata kelola hutan dan kelestarian sumber daya. Namun, tidak cukup hanya menyertakan perempuan; mereka harus berpartisipasi aktif dan bermakna.
- Risiko korupsi harus dipertimbangkan ketika merancang dan menerapkan inisiatif yang bertujuan memberdayakan perempuan dan mendorong kesetaraan gender di sektor kehutanan.
- Donor dapat mendanai inisiatif lembaga internasional, pemerintah, masyarakat sipil, dan peneliti akademisi yang mendorong pendekatan sensitif gender dalam pemberantasan korupsi di sektor kehutanan.